Build your own FREE
website at Tripod.com
Share: Facebook |
Twitter | Digg | reddit
SEJARAH AL QURAN
Apakah itu al-Quran.
· "Quran" menurut
pendapat yang paling
kuat seperti yang
dikemukakan Dr. Subhi
Al Salih bererti
"bacaan", asal kata
qara’a. Kata Al Qur’an
itu berbentuk masdar
dengan arti isim maf’ul
yaitu maqru’ (dibaca).
· Di dalam Al Qur’an
sendiri ada pemakaian
kata "Qur’an" dalam arti
demikian sebagal
tersebut dalam ayat 17,
18 surah (75) Al
Qiyaamah:
Artinya:
· ‘Sesungguhnya
mengumpulkan Al
Qur’an (didalam
dadamu) dan
(menetapkan)
bacaannya (pada
lidahmu) itu adalah
tanggunggan kami.
kerana itu jika kami
telah membacakannya,
hendaklah kamu ikut
bacaannya".
Kemudian dipakai kata
"Qur’an" itu untuk Al
Quran yang dikenal
sekarang ini.
Adapun definisi Al
Qur’an ialah: "Kalam
Allah s.w.t. yang
merupakan mukjizat
yang diturunkan
(diwahyukan) kepada
Nabi Muhammad dan
yang ditulis di mushaf
dan diriwayatkan
dengan mutawatir serta
membacanya adalah
ibadah"
Dengan definisi ini,
kalam Allah yang
diturunkan kepada nabi-
nabi selain Nabi
Muhammad s.a.w. tidak
dinamakan Al Qur’an
seperti Taurat yang
diturunkan kepada Nabi
Musa a.s. atau Injil yang
diturun kepada Nabi Isa
a.s. Dengan demikian
pula Kalam Allah yang
diturunkan kepada Nabi
Muhammad s.a.w yang
membacanya tidak
dianggap sebagai
ibadah, seperti Hadis
Qudsi, tidak pula
dinamakan Al Qur’an.
Bagaimanakah al-Quran
itu diwahyukan.
· Nabi Muhammad s.a.w.
dalam hal menerima
wahyu mengalami
bermacam-macam cara
dan keadaan. di
antaranya:
1, Malaikat memasukkan
wahyu itu ke dalam
hatinya. Dalam hal ini
Nabi s.a.w. tidak melihat
sesuatu apapun, hanya
beliau merasa bahwa itu
sudah berada saja dalam
kalbunya. Mengenai hal
ini Nabi mengatakan:
"Ruhul qudus
mewahyukan ke dalam
kalbuku", (lihat surah
(42) Asy Syuura ayat (51).
2. Malaikat
menampakkan dirinya
kepada Nabi berupa
seorang laki-laki yang
mengucapkan kata-kata
kepadanya sehingga
beliau mengetahui dan
hafal benar akan kata-
kata itu.
3. Wahyu datang
kepadanya seperti
gemerincingnya loceng.
Cara inilah yang amat
berat dirasakan oleh
Nabi. Kadang-kadang
pada keningnya
berpancaran keringat,
meskipun turunnya
wahyu itu di musim
dingin yang sangat.
Kadang-kadang unta
beliau terpaksa berhenti
dan duduk karena
merasa amat berat, bila
wahyu itu turun ketika
beliau sedang
mengendarai unta.
Diriwayatkan oleh Zaid
bin Tsabit: "Aku adalah
penulis wahyu yang
diturunkan kepada
Rasulullah. Aku lihat
Rasulullah ketika
turunnya wahyu itu
seakan-akan diserang
oleh demam yang keras
dan keringatnya
bercucuran seperti
permata. Kemudian
setelah selesai turunnya
wahyu, barulah beliau
kembali seperti biasa".
· 4. Malaikat
menampakkan dirinya
kepada Nabi, tidak
berupa seorang laki-laki
seperti keadaan no. 2,
tetapi benar-benar
seperti rupanya yang
asli. Hal ini tersebut
dalam Al Qur’an surah
(53) An Najm ayat 13 dan
14.
Artinya:
· Sesungguhnya
Muhammad telah
melihatnya pada kali
yang lain (kedua). Ketika
ia berada di
Sidratulmuntaha.
Hikmah diturunkan al-
Quran secara beransur-
ansur
Al Qur’an diturunkan
secara beransur-ansur
dalam masa 22 tahun 2
bulan 22 hari atau 23
tahun, 13 tahun di
Mekkah dan 10 tahun di
Madinah. Hikmah Al
Qur’an diturunkan
secara beransur-ansur
itu ialah:
1. Agar lebih mudah
difahami dan
dilaksanakan. Orang
tidak akan
melaksanakan suruhan,
dan larangan sekiranya
suruhan dan larangan itu
diturunkan sekaligus
banyak. Hal ini
disebutkan oleh Bukhari
dan riwayat ‘Aisyah r.a.
2. Di antara ayat-ayat
itu ada yang nasikh dan
ada yang mansukh,
sesuai dengan
permasalahan pada
waktu itu. Ini tidak
dapat dilakukan
sekiranya Al Qur’an
diturunkan sekaligus.
(ini menurut pendapat
yang mengatakan
adanya nasikh dan
mansukh).
3. Turunnya sesuatu ayat
sesuai dengan peristiwa-
peristiwa yang terjadi
akan lebih mengesankan
dan lebih berpengaruh di
hati.
4. Memudahkan
penghafalan. Orang-
orang musyrik yang
telah menayakan
mengapa Al Qur’an tidak
diturunkan sekaligus.
sebagaimana tersebut
dalam Al Qur’an ayat
(25) Al Furqaan ayat 32,
yaitu:
· mengapakah Al Qur’an
tidak diturunkan
kepadanya sekaligus
· Kemudian dijawab di
dalam ayat itu sendiri:
· demikianlah, dengan
(cara) begitu Kami
hendak menetapkan
hatimu
5. Di antara ayat-ayat
ada yang merupakan
jawaban daripada
pertanyaan atau
penolakan suatu
pendapat atau
perbuatan, sebagai
dikatakan oleh lbnu
‘Abbas r.a. Hal ini tidak
dapat terlaksana kalau
Al Qur’an diturunkan
sekaligus.
Ayat Makkiyah dan ayat
Madaniyah
· Ditinjau dari segi masa
turunnya, maka Al
Qur’an itu dibahagi atas
dua golongan:
1. Ayat-ayat yang
diturunkan di Mekah
atau sebelum Nabi
Muhammad s.a.w. hijrah
ke Madinah dinamakan
ayat-ayat Makkiyyah.
2. Ayat-ayat yang
diturunkan di Madinah
atau sesudah Nabi
Muhammad s.a.w. hijrah
ke Madinah dinamakan
ayat-ayat Madaniyyah.
Ayat-ayat Makkiyyah
meliputi 19/30 dari isi Al
Qur’an terdiri atas 86
surah, sedang ayat-ayat
Madaniyyah meliputi
11/30 dari isi Al Qur’an
terdiri atas 28 surah.
Perbezaan ayat-ayat
Makiyyah dengan ayat-
ayat Madaniyyah ialah:
1. Ayat-ayat Makkiyyah
pada umumnya pendek-
pendek sedang ayat-
ayat Madaniyyah
panjang-panjang; surat
Madaniyyah yang
merupakan 11/30 dari isi
Al Qur’an ayat-ayatnya
berjumlah 1,456, sedang
ayat Makkiyyah yang
merupakan 19/30 dari isi
Al Qur’an jumlah ayat-
ayatnya 4,780 ayat.
Juz 28 seluruhnya
Madaniyyah kecuali ayat
(60) Mumtahinah, ayat-
ayatnya berjumlah 137;
sedang juz 29 ialah
Makkiyyah kecuali ayat
(76) Addahr, ayat-
ayatnya berjumlah 431.
Surat Al Anfaal dan surat
Asy Syu’araa masing-
masing merupakan
setengah juz tetapi yang
pertama Madaniyyah
dengan bilangan ayat
sebanyak 75, sedang
yang kedua Makiyyah
dengan ayatnya yang
berjumlah 227.
2. Dalam ayat-ayat
Madaniyyah terdapat
perkataan "Ya
ayyuhalladzi na aamanu"
dan sedikit sekali
terdapat perkataan ‘Yaa
ayyuhannaas’, sedang
dalam ayat ayat
Makiyyah adalah
sebaliknya.
3. Ayat-ayat Makkiyyah
pada umumnya
mengandung hal-hal
yang berhubungan
dengan keimanan,
ancaman dan pahala,
kisah-kisah umat yang
terdahulu yang
mengandung pengajaran
dan budi pekerti; sedang
Madaniyyah
mengandung hukum-
hukum, baik yang
berhubungan dengan
hukum adat atau
hukum-hukum duniawi,
seperti hukum
kemasyarakatan, hukum
ketata negaraan, hukum
perang, hukum
internasional, hukum
antara agama dan lain-
lain.
Nama-nama al-Quran
Allah memberi nama
Kitab-Nya dengan Al
Qur’an yang berarti
"bacaan".
· Arti ini dapat kita lihat
dalam surat (75) Al
Qiyaamah; ayat 17 dan
18 sebagaimana tersebut
di atas.
Nama ini dikuatkan
oleh ayat-ayat yang
terdapat dalam surat
(17) Al lsraa’ ayat 88;
surat (2) Al Baqarah ayat
85; surat (15) Al Hijr ayat
87; surat (20) Thaaha
ayat 2; surat (27) An
Naml ayat 6; surat (46)
Ahqaaf ayat 29; surat
(56) Al Waaqi’ah ayat 77;
surat (59) Al Hasyr ayat
21 dan surat (76) Addahr
ayat 23.
Menurut pengertian
ayat-ayat di atas Al
Qur’an itu dipakai
sebagai nama bagi
Kalam Allah yang
diwahyukan kepada Nabi
Muhammad s.a.w.
· Selain Al Qur’an, Allah
juga memberi beberapa
nama lain bagi Kitab-
Nya, sepcrti:
1. Al Kitab atau
Kitaabullah: merupakan
synonim dari perkataan
Al Qur’an, sebagaimana
tersebut dalam surat (2)
Al Baqarah ayat 2 yang
artinya; "Kitab (Al
Qur’an) ini tidak ada
keraguan padanya…."
Lihat pula surat (6) Al
An’aam ayat 114.
· 2. Al Furqaan: "Al
Furqaan" artinya:
"Pembeda", ialah "yang
membedakan yang
benar dan yang batil",
sebagai tersebut dalam
surat (25) Al Furqaan
ayat 1 yang artinya:
"Maha Agung (Allah)
yang telah menurunkan
Al Furqaan, kepada
hamba-Nya, agar ia
menjadi peringatan
kepada seluruh alam"
3. Adz-Dzikir. Artinya:
"Peringatan".
sebagaimana yang
tersebut dalam surat
(15) Al Hijr ayat 9 yang
artinya: Sesungguhnya
Kamilah yang
menurunkan "Adz-Dzikir
dan sesungguhnya
Kamilah penjaga-
nya" (Lihat pula surat
(16) An Nahl ayat 44.
Dari nama yang tiga
tersebut di atas, yang
paling masyhur dan
merupakan nama khas
ialah "Al Qur’an". Selain
dari nama-nama yang
tiga itu dan lagi
beberapa nama bagi Al
Qur’an. lmam As Suyuthy
dalam kitabnya Al Itqan,
menyebutkan nama-
nama Al Qur’an,
diantaranya: Al Mubiin,
Al Kariim, Al Kalam, An
Nuur.
Surah-surah dalam al-
Quran
Jumlah surat yang
terdapat dalam Al
Qur’an ada 114; nama-
namanya dan batas-
batas tiap-tiap surat,
susunan ayat-ayatnya
adalah menurut
ketentuan yang
ditetapkan dan
diajarkan oleh
Rasulullah sendiri
(tauqifi).
Sebagian dari surat-
surat Al Qur’an
mempunyai satu nama
dan sebagian yang lain
mempunyai lebih dari
satu nama, sebagaimana
yang akan diterangkan
dalam muqaddimah tiap-
tiap surat.
· Surat-surat yang ada
dalam Al Qur’an ditinjau
dari segi panjang dan
pendeknya terbagi atas
4 bagian, yaitu:
1. ASSAB’UTHTHIWAAL,
dimaksudkan, tujuh
surat yang panjang
Yaitu: Al Baqarah, Ali
Imran, An Nisaa’, Al
A’raaf, Al An’aam, Al
Maa-idah dan Yunus.
2. Al MIUUN,
dimaksudkan surat-surat
yang berisi kira-kira
seratus ayat lebih
seperti: Hud, Yusuf,
Mu’min dsb.
3. Al MATSAANI,
dimaksudkan surat-surat
yang berisi kurang
sedikit dari seratus ayat
seperti: Al Anfaal. Al Hijr
dsb.
4. AL MUFASHSHAL,
dimaksudkan surat-surat
pendek. seperti:
Adhdhuha, Al Ikhlas, AL
Falaq, An Nas. dsb.
g. Huruf-huruf
Hijaaiyyah yang ada
pada permulaan surat.
· Di dalam Al Qur’an
terdapat 29 surat yang
dimulai dengan huruf-
huruf hijaaiyyah yaitu
pada surat-surat:
(1) Al Baqarah, (2) Ali
Imran, (3) Al A’raaf. (4)
Yunus, (5) Yusuf, (7) Ar
Ra’ad, (8) lbrahim, (9) Al
Hijr, (10) Maryam. (11)
Thaaha. (12) Asy
Syu’araa, (13) An Naml,
(14) Al Qashash, (15)
A1’Ankabuut, (16) Ar
Ruum. (17) Lukman, (18)
As Sajdah (19) Yasin, (20)
Shaad, (21) Al Mu’min,
(22) Fushshilat, (23) Asy
Syuuraa. (24) Az Zukhruf
(25) Ad Dukhaan, (26) Al
Jaatsiyah, (27) Al Ahqaaf.
(28) Qaaf dan (29) Al
Qalam (Nuun).
Huruf-huruf hijaaiyyah
yang terdapat pada
permulaan tiap-tiap
surat tersebut di atas,
dinamakan
‘Fawaatihushshuwar’
artinya pembukaan
surat-surat.
Banyak pendapat
dikemukakan oleh para
Ulama’ Tafsir tentang
arti dan maksud huruf-
huruf hijaaiyyah itu,
selanjutnya lihat not 10,
halaman 8 (Terjemah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar